Minggu VI Pra Paskah
Jumat, 23 Februari 2018
Renungan Pagi
“ALLAH, GUSTI ORA SARE?”
Mazmur 81:1-8
“dalam kesesakan engkau berseru, maka Aku meluputkan engkau; Aku menjawab engkau dalam persembunyian guntur, Aku telah menguji engkau dekat air Meriba” (ayat 8)
“Wah ternyata jadi pendeta GPIB itu sibuk sekali ya?” begitu pernyataan seseorang ketika mendengarkan penjelasan dari seorang pendeta GPIB mengenai tugas dan kegiatan rutinnya di jemaat. “Sudah sibuk, ditambah lagi harus standby on call 24 hours/day alias harus selalu siap sedia kalau ada telpon dari jemaat dalam 24 jam sehari, wah..wah… luar biasa lelah ya”, sambung orang itu. Pendeta tersenyum dan merespon, “TUHAN lebih dahsyat…”.
Membaca Mazmur 81, khususnya di ayat 1-8, terlebih khusus di ayat 8, kita mendapatkan kedalaman refleksi iman pemazmur dan yang menjadi warisan pelajaran iman buat kita, bahwa Allah adalah Allah yang tidak pernah tidur, tidak pernah lelah; Allah adalah Allah yang selalu sedia setiap saat mendengar seruan kita. Kita yang berseru minta pertolongan-Nya, kita yang berseru karena sukacita atas kebaikan-Nya, kita yang berseru karena tekanan berat yang kita alami, dan banyak lagi seruan-seruan kita lainnya.
Puji-pujian kepada Allah bukanlah sekadar pujian sebatas di bibir mulut saja; tetapi lebih dari itu, puji-pujian kepada Allah adalah puji-pujian yang lahir dari sebuah pengalaman iman yang di dalamnya nyata jelas karya Allah dalam hidup. Berserulah kepada-nya, Ia mendengar, Ia peduli dan mengerti serta memberi yang terbaik bagi kita. Ya, Gusti ora sare!
Source: Sabda Bina Umat