HARI MINGGU XXIV SES. PENTAKOSTA
♪ GB. 98 : 1, 2 – Berdoa
Yesaya 50 : 7-9
Pemimpin Yang Bijaksana
Saudaraku, menjadi seorang pemimpin bukan hal yang mudah. Ada berbagai macam tantangan yang harus kita hadapi, seperti dihina, difitnah, menjadi bahan pembicaraan orang lain, dan sebagainya. Tidak jarang seorang pemimpin mengalami stres berat karena tidak kuat dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada. Akibatnya, keluarganya berantakan dan organisasi yang dipimpinnya menuju jurang kehancuran.
Begitu banyak tantangan yang harus dihadapi ketika menjadi seorang pemimpin. Tidak heran jika seringkali orang menolak ketika dipilih menjadi seorang pemimpin. Misalnya menjadi ketua kelas, Pelayanan Kategorial, Natal Panitia, RT/RW, dan sebagainya. Banyak dari kita menolak untuk dijadikan pemimpin karena ada rasa takut dan malu.
Saudaraku, kita harus keluar dari perasaan-perasaan negatif agar menjadi pemimpin yang bijaksana. Cara agar kita dapat menjadi pemimpin yang bijaksana adalah dengan memohon hikmat Tuhan. Hanya la yang dapat menolong kita untuk melewati setiap tantangan dengan hati-hati dan berhasil, sehingga tidak mendapatkan malu (ay. 7-9). Mengapa? Karena Tuhan yang memilih kita akan menguatkan dan memberikan hikmat-Nya. la pasti memampukan kita untuk melaksanakan tugas dengan baik. Tuhan tidak akan membiarkan kita mendapatkan malu ketika sungguh-sungguh taat mendengarkan dan melakukan kehendak-Nya ataupun kebenaran.
Saudaraku, apakah kita sudah memohon hikmat Tuhan dan melakukan kebenaran firman-Nya sebagai pemimpin? Atau kita justru ragu akan firman Tuhan dan lebih mengandalkan kepintaran diri sendiri? Jika masih mengandalkan kekuatan diri sendiri, suatu saat kita pasti akan terjatuh. ltu karena kita penuh dengan keterbatasan. Mari memohon hikmat Tuhan dalam hidup ini supaya kita dimampukan untuk menjadi pemimpin yang bijaksana.
♪ GB. 98 : 3, 4
Doa : (Tuhan Yesus, kami mohon hikmat-Mu dan bimbingan kuasa Roh Kudus dalam hidup ini agar mampu menjadi pemimpin yang bijaksana)