MINGGU XVIII SES. PENTAKOSTA
♪ GB. 467 : 1 – Berdoa
Kisah Para Rasul 19 : 30 – 32
Dibutakan Oleh Emosi
Emosi adalah perasaan yang dimiliki oleh setiap manusia. Emosi seseorang dapat terlihat dari perkataan, keputusan atau kegiatan yang dilakukan atas perubahan perasaan yang terjadi dalam hidup sehari-hari. Jadi emosi ikut memengaruhi setiap tindakan seseorang. Bahkan orang sering bertindak didasarkan pada emosi daripada pemikiran dan perhitungan yang matang. Artinya, emosi lebih menguasai diri daripada pikiran sehat kita.
Tindakan yang terjadi di gedung kesenian yang menyebabkan kekacauan di seluruh kota (lih.ay.29), menjadi salah satu contoh tindakan yang dikuasai oleh emosi semata. Hal ini terlihat dari mereka yang marah, berteriak-teriak yang membuat situasi kacau balau. Tanda bahwa mereka hanya dikuasai emosi ialah ketidak-tahuan tentang apa yang “diperjuangkan” dengan marah dan berteriak-teriak tersebut. Dikatakan, bahwa “kebanyakan dari mereka tidak tahu untuk apa mereka berkumpul” (ay.32b). Ini berarti mereka sekadar ikut-ikutan karena termakan hasutan. Ikut marah dan berteriak-teriak tanpa jelas apa yang menjadi tujuan tindakan mereka.
Ikut-ikutan untuk sesuatu yang tidak kita ketahui maksud tujuannya merupakan tindakan yang bodoh! Ini menandakan, bahwa kita tidak memiliki prinsip atas suatu permasalahan. Terhasut pada pemahaman yang salah. Tidak memahami dan mengerti persoalan. Hanya tersulut emosi yang berakibatkan pada perbuatan sia-sia yang dapat mencelakakan orang lain dan merugikan diri sendiri. Diri menjadi kacau, Firman Tuhan mengingatkan, agar kita memiliki hubungan yang erat dengan Dia. Dengan demikian kita dimampukan untuk mengendalikan emosi, tidak dibutakan emosi dan selalu berharap pada Tuhan. Kita jadi mampu mengendalikan diri, melihat segala persoalan dengan hati dan pikiran murni serta menjauh dari setiap tindakan yang tidak benar.
♪ KJ. 467 : 2
Doa : (Ya Bapa, mohon kuasai diriku dengan Roh Kudus-Mu agar terbebas dari roh dunia yang jahat)