Minggu IV Sesudah Paskah
Rabu, 2 Mei 2018
Renungan Pagi
MELALUI HIKMAT, TUHAN MENEBUS
Rut 4:7-12
“Beginilah kebiasaan dahulu di Israel dalam hal menebus dan menukar: …” (ayat 7)
Pernah membaca iklan penjualan barang (misalnya, sembako) yang berbungi: “tebus, Rp. 15,000,-“ Dua hal yang perlu diperhatikan: 1) istilah tebus digunakan untuk menjelaskan praktek membeli barang itu; dan 2) penebusan dilekatkan dengan uang. Terlepas dari cocok atau tudak penggunaan kata tebus disejajarkan dengan membeli dan dilekatkan dengan uang, perikop ini mengajak kita untuk melihat bahwa “dengan-dan-melalui hikmat, Tuhan menebus”.
Dua kata kunci untuk memahami hal itu: 1) istilah go’el dan 2) melepaskan kasut di ayat 7. Istilah go’el di ayat 4 meiliki arti next-of-kin, artinya: relatif terdekat dari Elimelekh. Tetapi praktek serah terima tanggung jawab dari seseorang terdekat dari Elimelekh, atau next-of-kin, di ayat 4 kepada Boas telah menggeser arti go’el sebagai next-of-kin menjadi go’el sebagai redeemer atau penebus (F. J. Taylor 1964:186). Memang, go’el di dalam kosa kata Ibrani memiliki dua arti. Lalu, perubahan arti berhubungan dengan kalimat “melepaskan kasut” di ayat 7. Tindakan melepas kasut adalah peristiwa kudus di dalam iman Yahudi karena berakar di Kejadian 3:5. Oleh karena itu, perubahan makna go’el dari next-of-kin ke redeemer memiliki makna kudus, yaitu: ada rencana Tuhan bagi Naomi, Rut dan Boas.
Rencana Tuhan atas Naomi dan Rut adalah suatu rancangan keselamatan. Lalu, rencana Tuhan atas Boas adalah Tuhan ingin Boas menjadi alat Tuhan yang menggenapi rancangan keselamatan itu. Jadi, perikop saat ini mengajak kita untuk melihat bahwa Tuhan menebus dengan-dan-melalui hikmat. Dengan-dan-melalui hikmat, Tuhan menyatakan kehadiran dan rencana-Nya, kita diajak untuk melihat pentingnya kata-kata penuh hikmat dan menjadi berhikmat. Itu berarti berkata benar, berpikir benar, dan bertindak benar adalah bagian dari menjadi alat Tuhan.
Source: Sabda Bina Umat