RABU, 22 AGUSTUS 2018
Renungan Pagi
KJ.178 : 1 – Berdoa
DUA SISI ALLAH, KASIH DAN ADIL
Keluaran 34:1-9
“….TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.”(ay.6a-7)
Kita mengenal Allah seperti dua sisi dalam satu keping koin mata uang. Satu sisi, Ia Allah yang penuh kasih, penyayang, dan panjang sabar, namun di sisi lain Ia adalah Allah yang adil dan tidak berkompromi dengan dosa. Untuk dua sisi Allah ini berlaku kepada semua manusia begitupun bagi bangsa Israel.
Tuhan memperbaharui perintah-Nya melalui Musa. Musa menghadap Tuhan di atas gunung Sinai untuk diberikan firman oleh Tuhan (ay.1-2). Musa menaati perintah Tuhan dengan setia, memahat dan membawa dua loh batu dan menyerukan nama Tuhan (ay.3-5), Ia mengerjakan tanpa tanya. Musa melihat perintah Tuhan sebagai sebuah bentuk betapa Tuhan sungguh mengasihi bangsa Israel. Mereka telah mengalami proses Tuhan sebagai bangsa yang tidak setia, mereka dibentuk dalam keadilan Tuhan, mereka hampir kehilangan kepercayaan diri dan identitas sebagai umat pilihan Tuhan. Dua loh batu ini bukti bahwa Tuhan ingin kembali meneguhkan bahwa mereka tetap menjadi bagian umat Tuhan dengan memberikan kesempatan untuk memperbarui hidup lebih taat. Musa memuji nama Tuhan dengan seruan bahwa Ia adalah Allah yang penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia (ay. 6). Ia memberikan kesempatan kepada umat-Nya untuk mengalami kasih sayang Allah, namun Ia tetap memberikan konsekuensi kepada yang tidak setia dan tidak taat yaitu, menghukum yang bersalah (ay.7). Nah, dua sisi Allah terlihat di sini, Allah penuh kasih dan adil. Musa tak henti menaikan syukur kepada Allah (ay.9), ia percaya bahwa pengampunan yang diterima hanya karena kasih karunia, bukan karena apa-apa. Dan tetap memohon pengampunan Allah terus berlaku kepada mereka dan menjadikan mereka kembali sebagai milik Allah.
Firman ini memberikan perenungan: Pertama, kenallah Allah dengan dua sisi yang la mlliki, agar kita tak hanya sekadar menikmati kasih-Nya tetapi menata diri untuk taat pada-Nya. Kedua, Musa adalah teladan dalam ketaatan tanpa reserve (syarat), tanpa tanya. Ketiga, Bangsa Israel dan har sama-sama mendapatkan kasih karunia Allah. Tidak ada yang layak, tidak ada yang pantas, namun Tuhan melayakkan kita mendapatkan identitas anak Allah.
KJ. 178 : 2
Doa : (Tolonglah kami mengenal kasih dan keadilan-Mu, agar kami belajar setia dan taat)
Source: Sabda Bina Umat