MINGGU ADVEN II
♪ KJ.82 : 1, 4 – Berdoa
Markus 2 : 18 – 22
Sukacita Dalam Tuhan
Berpuasa atau berpantang makan adalah kewajiban religius orang Yahudi. Puasa dan doa menjadi simbol kerendahan hati manusia di hadapan Allah yang menghendaki pertobatan dan ketaatan. Praktik puasa dilakukan pada hari raya Penghapusan Dosa (baca Im.16:29) seperti yang dilakukan murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi. Jika yang lain berpuasa, mengapa murid-murid Yesus tidak melakukannya? Pertanyaan tersebut disampaikan guna mencari tahu alasan utama para murid Tuhan Yesus tidak melakukan yang sama.
Penjelasan Tuhan Yesus sangat gamblang. Selama mempelai laki-laki bersama para murid, maka mereka tidak perlu berpuasa. Yesus menyebut diri-Nya sebagai Mempelai Laki-laki yang memiliki otoritas penuh dalam relasi dengan Allah Bapa. Kedatangan Tuhan Yesus sebagai Juruselamat memberi akses penuh bagi siapa saja yang memohon berkat Tuhan (baca Mrk. 11:24-25). Tuhan Yesus memberikan garansi, bahwa permintaan mereka dikabulkan termasuk hal pengampunan dosa. Tuhan Yesus menghendaki murid-murid-Nya mengalami sukacita penuh saat bersama-Nya dalam tugas pemberitaan Injil. Sukacita hidup bersama Tuhan Yesus menjadi utama, agar mereka bergiat dalam karya pelayanan. Hal yang baru tidak dapat disatukan dengan yang lama.
Berpuasa sebagai disiplin rohani jelas sangat baik untuk menjadikan kita bergantung pada kuasa Allah. Puasa sejatinya bukan bentuk pamer kerohanian guna memperoleh pujian manusia (baca Mat.6:16). Tuhan Yesus sendiri berpuasa sebelum terlibat dalam pelayanan penuh waktu (baca Mat.4:2). Rasul-rasul juga berdoa dan berpuasa untuk menguatkan para penatua yang berkarya di tengah jemaat Tuhan. Semoga dengan disiplin rohani ini, kita semakin mengasihi sesama dan berbagi sukacita dengan mereka yang dalam kesulitan hidup.
♪ KJ.82 : 6,8
Doa : (Terima kasih ya Tuhan Yesus, sebab bersama-Mu kami menerima sukacita penuh. Kami percaya janji Tuhan Yesus. Mohon jadikan kami menjadi saksi-Mu yang setia dan mau berbagi sukacita dari-Mu)”.