MINGGU IX SES. PENTAKOSTA
♪ KJ. 434 : 1, 2 – Berdoa
Menjadikan Kristus Pusat Karya Hidup
Filipi 4 : 2 – 3
Dalam pelaksanaan panggilan dan pengutusan, gereja sering kali diperhadapkan dengan perbedaan pendapat bahkan pertikaian. Sebenarnya dalam keragaman yang ada dalam gereja, perbedaan pendapat itu adalah sesuatu yang wajar. Namun perbedaan pendapat itu menjadi ‘tidak wajar’ ketika kemudian timbul pertikaian atau pertengkaran yang menyebabkan keretakan bahkan kehancuran. Ingatlah Yesus Kristus, Kepala Gereja menghendaki gereja-Nya untuk tetap satu (bnd. Yoh. 17:21)
Perbedaan pendapat adalah sesuatu yang wajar namun tetaplah harus disikapi dengan bijak. Inilah yang dilakukan oleh Paulus terhadap Euodia dan Sintikhe. Mereka adalah perempuan-perempuan luar biasa yang memberi diri mereka terlibat dalam pelayanan. Bahkan mereka pernah berjuang bersama-sama dengan Paulus dalam pekabaran Injil (ay.3). Tapi sekarang hubungan mereka berdua mengalami keretakan yang disebabkan oleh ketidakcocokan dalam cara bekerja. Keretakan itu menyebabkan mereka berdua sukar atau tidak bisa bekerja sama. Hal ini justru akan memengaruhi pelayanan di gereja Filipi. Jika tidak disikapi keretakan ini bisa berkembang menjadi sesuatu yang lebih besar seperti kebencian dan permusuhan. Karena itulah Paulus meminta rekan sepelayanannya Sunsugos untuk menolong ‘mendamaikan’ mereka.
Bagi Paulus semua perpecahan atau keretakan dalam gereja bisa diperdamaikan di dalam Tuhan asalkan kedua pihak dengan kerendahan hati mau berdamai. Hidup berdamai itu adalah wujud tanggung jawab kita kepada Tuhan dan hal itu yang dikehendaki-Nya. Jauhkanlah diri kita dari sikap tidak mau mengalah, keras hati atau jaga gengsi. Yesus berfirman : “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Matius 5:9).
♪ KJ. 434 : 3, 4
Doa : (Tuhan ampuni kami yang sering mengeraskan hati dan mampukan kami hidup dalam damai-Mu)