Minggu VIII Sesudah Pentakosta
♪ KJ. 356 : 1 – Berdoa
Mezbah Kesaksian
Yosua 22 : 9 – 14
Sesudah bani Ruben, bani Gad dan suku Manasye selesai menolong suku-suku Iainnya merebut wilayah sebelah barat sungai Yordan mereka pulang ke tanah pusakanya di Gilead lalu mereka mendirikan sebuah mezbah. Mezbah dalam pengertian Perjanjian Lama adalah tempat persembahan korban hewan atau sebuah peringatan perjumpaan yang luar biasa dengan Tuhan.
Pada konteks bacaan ini, umat lsraei telah memiliki satu mezbah sebagaimana ditetapkan Tuhan (Ul. 12:5-19) di Silo. Ketika suku-suku di sebelah barat mendengar ketiga suku tadi membangun mezbah yang besar, mereka menjadi marah dan hendak menyerang ketiga suku tersebut. Mereka menilai bahwa ketiga suku itu telah melanggar ketetapan bersama dan hendak meninggalkan kesetiaan iman pada Tuhan Allah Israel. Ternyata mezbah yang dibangun itu merupakan sebuah meznah kesaksian tentang ikatan persaudaraan keduabelas suku Israel dari kesatuan iman pada Tuhan, Allah Israel (ay 28,34). Akibatnya terjadilah perdamaian di antara mereka saudara sebangsa.
Dalam Perjanjian Baru pemahaman mezbah sebagai tempat persembahan korban mengacu kepada Yesus Kristus sebagai kurban yang berkenan kepada Allah (lih. Ibr 13:10-15). Tiada lagi tempat khusus seperti bangunan mezbah yang terbuat dari kayu atau batu atau material lainnya di tempat tertentu. Setiap bangunan persekutuan orang percaya dimana-mana tempat bahkan seluruh kehidupan orang percaya adalah mezbah persembahan korban yang menyanangkan hati Allah. Orang percaya yang memberi hidupnya malayani Allah sama dengan membangun dirinya menjadi mezbah kesaksian.
Marilah kita membangun mezbah kesaksian bagi Tuhan selalu hidup keluarga rumah tangga yang saling mengasihi. Wujudkanlah mezbah kesaksian dengan menghadirkan damai sejahtera di tengah masyarakat. Amin.
♪ KJ.356b : 5,6
Doa: (Ya Bapa, aku membaktikan diriku menjadi mezbah kesaksian yang membawa keharuman nama-Mu di dunia. Amin)