MINGGU II SESUDAH PASKAH
GB.6 : 1,2 – Berdoa
HENTIKAN PERMUSUHAN
Efesus 2:11-18
Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan (ay.14)
Perseteruan atau permusuhan merupakan persoalan klasik yang masih terjadi sampai hari ini. Pendukung sebuah klub sepakbola yang kalah, melampiaskan kekecewaannya dengan merusak fasilitas umum dan memukuli pendukung lawannya. Penduduk sebuah kampung menyerang kampung tetangganya, karena ketersinggungan yang tidak dapat diterima. Permusuhan jelas merugikan banyak pihak dan karenanya dibutuhkan mediasi agar tercipta rekonsiliasi antar kedua belah pihak.
Hubungan Allah dengan manusia rusak karena dosa yang diperbuat manusia. Kekudusan Allah dilanggar dan manusia hidup dengan caranya sendiri, misalnya mencuri atau menyembah berhala. Relasi perjanjian Allah dengan bangsa Israel tetap mengandung masalah. Bangsa Israel yang menerima hukum Taurat tidak dapat mempraktekkan semua ketentuan hukum Allah dengan sungguh-sungguh. Karya Kristus di kayu salib menjadi satu-satunya cara yang mendamaikan manusia berdosa dengan Allah. Permusuhan jika diibaratkan tembok, sudah dirubuhkan. Tidak ada lagi penghalang sebab Tuhan Yesus menjadi Juruselamat yang mendamaikan semua pihak yang bermusuhan. Allah telah melakukan karya penyelamatan yang terbaik bagi kehidupan manusia dengan Sang Pencipta dan dengan sesamanya.
Sekarang, kita menjadi manusia baru di dalam Kristus. Apa artinya karya pendamaian Allah jlka permusuhan tidak berhenti? Konflik bukannya reda, malah menjadi-jadi. Api kemarahan tak terpadamkan sebab disiram ‘bensin kebencian‘ oleh mereka yang hendak menegakkan kebenarannya sendiri! Siapa yang harus mengalah? Siapa yang harus meminta maaf jika keduanya merasa benar? Siapakah otoritas tertinggi dalam hidup kita? Jika Tuhan Yesus menjadi utama, maka kedua belah pihak dapat berbicara dengan santun dan sepakat berdamai untuk kepentingan bersama. Bacalah berulang-ulang firman Tuhan dan minta Roh Kudus agar dimampukan sebagai pelaku firman yang mendamaikan.
GB. 6 : 3,4
Doa : (Kami suka sekali menuding orang lain sebagai pihak yang salah. Ampuni kami yang sombong rohani dan ajar kami menerima karya Kristus yang mendamaikan agar kami berhenti bermusuhan dan menjadi pelaku damai-Mu)
Source: Sabda Bina Umat