RABU, 1 AGUSTUS 2018
Renungan Malam
KJ 408:1 – Berdoa
MENGOSONGKAN DIRI ADALAH JALAN BAGI PEKERJAAN ALLAH
Kejadian 21:14-21
“Sedang ia duduk, di situ, menangislah ia dengan suara nyaring.” (ay.18b}
Menangis adalah salah satu cara manusia mengungkapkan perasaannya. Salah satu di antaranya adalah perasaan putus asa.
Selain itu, perasaan sukacita. Ketika manusia sudah tiba pada
tahap tidak berdaya dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi untuk mengatasi persoalannya, maka ia menangis. Tidak hanya perempuan,
|aki-laki pun menangis. Itu juga sangat manusiawi. Ketika me-
nangis, perasaan yang dirasakannya bisa disalurkan keluar dari
dalam dirinya. Tidak seluruhnya, tetapi paling tidak sebagian besar.
Sesudah tangisan, ada kepasrahan dan penyerahan diri. Hagar menangis dengan suara nyaring. Itu ekspresi terbesar yang bisa ditunjukkan dalam kesendiriannya. Sudah disuruh pergi, masih membawa beban lagi, anaknya yang dikasihinya. Dia tahu bahwa dalam kesendiriannya itu, hanya soal waktu saja bahwa anaknya akan meninggal Karena kehausan. Ia lari dan menyalurkan keputusasaannya dengan menangis, karena sadar tak ada orang yang bisa menolongnya. Setelah dia memasuki tahap kepasrahan itu, barulah Allah hadir.
Seringkali persoalan manusia lebih diciptakan oleh manusia itu sendiri. Ketika ia merasa bahwa ia masih bisa mengatasi sendiri masalahnya, ia tidak memberi kesempatan bagi Tuhan untuk bekerja baginya. Persoalan itu digumuli sendiri. Kalaupun berdoa kepada Tuhan, ia berdoa dengan keyakinan bahwa dirinya masih bisa mengatasi persoalannya. Semakin lama dia bergumul, semakin dalam dia terjerumus dalam persoalannya dan persoalannya tidaklah berakhir. Hanya ketika ia mengambil posisi seperti Hagar, yaitu menangis dan berhenti berpikir untuk memecahkan persoalannya sendiri, barulah Tuhan hadir. Ketika Tuhan hadir, selesai[ah persoalan Hagar. Berhenti menyelesaikan sendiri persoalan
diri lalu berserah kepada Tuhan adalah cara manusia memberi
jalan kepada Tuhan. Tuhan tidak bisa bekerja kalau manusia tidak
membuka jalan itu.
KJ.40B : 2
Dc:a : (Ampuni kami Tuhan kalau kami terlalu bersandar pada kemampuan diri sendiri dan tidak memberi kesempatan bagi Tuhan bekerja dalam kehidupan kami)
Source: Sabda Bina Umat