MINGGU XII SES.. PENTAKOSTA
SABTU, 11 NOVEMBER 2017
Renungan Pagi
GB.51 : 1 – Berdoa
MEREKA JUGA BERHARGA
Ezra 2:43-54
Inilah para budak di bait Allah : bani Ziha, bani Hasufa, bani Tabaot….dst (ay. 43-…)
Di kalangan Yahudi, perbudakan dibolehkan, melaiui membeli atau perang. Orang Yahudi dapat memperbudak sesama Yahudi yang miskin. Jika seorang Yahudi mencuri ternak lalu menyembeiihnya atau kemudian memakannya habis, dan setelah tertangkap ia tidak sanggup mengganti barang tersebut, maka ia dapat dijual oleh pemilik barang yang dicurinya. Orang Yahudi juga dibolehkan menjual anak perempuannya untuk dijadikan budak. Bila orang Yahudi berhutang dan tidak dapat melunasi hutangnya, maka ia dapat mengadakan tawaran tentang harga dirinya yang dijual ke si pemberi hutang. Dengan jalan ini ia akan menjadi budak si pemilik uang selama waktu yang ditentukan sampai ia merdeka kembali.
Orang-orang yang kembali dari pembuangan dan melayani di Bait Suci adalah para penyanyi, penunggu pintu gerbang, budak di Bait Suci. Usai perang dengan Midian, Musa mengambii 1 dari setiap 500 jarahan yang menjadi bagian pasukan tempur mereka, dan 1 dari 50 jarahan yang menjadi bagian masyarakat Israel, baik manusia maupun hewan. Musa menyerahkannya ke Imam Besar dan kepala Suku Lewi sebagai pelayan khusus Bait Suci (Bil.31:28, 30,47). Kemudian kepada pelayan khusus Bait Suci ini ditambahkan lagi orang-orang Gibeon yang dibiarkan hidup oleh Yosua menjadi “tukang belah kayu dan tukang timba air” di Bait Allah dan pada mezbah-Nya (Yos.9:3-27). Artinya mereka menjadi budak yang bertugas di Kemah Suci.
Hal yang dapat dijelaskan bahwa budak adalah orang yang menempatkan diri di bawah kekuasaan seseorang yang lebih kuat darinya. Penggunaan kata hamba pada setiap orang percaya khususnya bagi yang melayani Tuhan berarti menempatkan Tuhan selaku “Tuan” yang harus dipatuhi tanpa syarat apa pun untuk kehendak-Nya, sebagai bentuk pengakuan terhadap kedaulatan-Nya. Seorang budak yang mengakui seseorang sebagai tuannya, tanpa ketaatan terhadap apa yang diperintahkan tuannya merupakan bentuk pemberontakan. Hari ini, ada tanggungjawab pekerjaan yang harus kita kerjakan. Mari bekerja dengan segenap hati seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia. Seiamat beraktivitas dalam penyertaan-Nya.
GB.51 : 3
Doa : (Ajar kami untuk menghargai sesama, siapa dan bagaimanapun keberadaan mereka, agar kami dapat melihat diri kami yang sebenarnya dalam keberadaan mereka dan keberadaan Tuhan)
Source: Sabda Bina Umat