Minggu II Pra Paskah
Sabtu , 24 Maret 2018
Renungan Malam
INGATAN ALLAH
Mazmur 136:23-26
“Dia yang mengingat kita dalam kerendahan kita; bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya” (ayat 23)
Allah bukanlah tukang arloji yang pandai menciptakan arloji lalu membiarkannya dijual tanpa mengontrolnya. Tukang arloji menciptakan beragam design dan model jam tangan, namun tidak bertanggungjawab atas kerusakan arloji buatannya. Sang tukang arloji akhirnya tidak berurusan dengan karyanya lagi. Nyaris pemazmur dalam kerendahan dengan nada pesimis bertanya, “Apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?” (Maz.8:5). Kita hanyalah sekumpulan debu tanah buatan Allah yang hidup oleh kerena hembusan roh yang menghidupkan (Ibrani: napehsy khayah) dari Allah. Allah mengingat kita hanyalah debu.
Allah mengingat bahwa atas dasar kesetiaan dan cinta-Nya, dunia diciptakan dan atas cinta kasih yang besar terhadap dunia ini, Ia mengaruniakan anak-Nya yang tunggal, tetapi juga mengutus roh yang lain (Yunani: allon parakleton) untuk menghibur dan menguatkan. Sesungguhnya dalam simpul diri keilahian Allah, Ia tetap mengingat manusia hina sebagai makhluk mulia.
Jika Allah di dalam kerelaan-Nya, mengosongkan diri, menjadi serupa dengan dunia, mengapa manusia tidak mencintai dunia ini dan menjadi serupa dengan Allah (imtatio Christy)? Bukankah dalam kasih-Nya burung di udara diberi makan, bunga bakung di taman, rumput di tanah semuanya dipelihara, bagaimana mungkin manusia dapat luput dari ingatan Allah?
Marilah dalam keheningan dan kehangatan cinta kasih-Nya, kita saling mengingat dan menata, melayani serta menyahabati semua orang dalam hospitalitas (keramahtamahan) persaudaraan dan kekeluargaan.
Source: Sabda Bina Umat